Perjalanan Dinas ke Manado
Setelah menyelesaikan tugas di gorontalo yang sebenarnya aku belum puas menyelesaikannya karena ada banyak hal perlu diperbaiki disana. 14 maret 2008 tepat pukul 16.00 waktu setempat (berarti pukul 15.00 wib) aku melanjutkan perjalanan ke Manado. Persis ekspedisi yang kulakukan dari Surabaya ke Bali, lewat jalur darat yang cukup melelahkan memakan waktu sekitar 9 jam.
Ada yang unik untuk kuperhatikan selama perjalanan dan mungkin bisa jadi bahan cerita untuk keluarga atau teman-teman sekalian. Beberapa kali aku minta berhenti untuk sekedar sholat, makan dan capture pemandangan indah selama perjalanan. Hobby photo pemandangan yang mungkin dianggap aneh, karena diambil hanya object laut, gunung, bukit, tanaman dan longsoran tanah.
Sayang aku tidak sempat mencatat nama daerah yang diceritakan oleh rekan disampingku yang hafal daerah itu. Pertama-tama kami akan melewati boulevard, dimana dalam pikiranku akan ada hamparan rumah mewah atau artistik untuk bersantai atau berkumpul.Ternyata yang ada hanyalah hamparan lapangan atau sawah yang sangat luas dengan beberapa warung dipingirannya. Track yang berliku dan naik turun cukup berbahaya bagi kendaraan pribadi, namun pengemudi ini cukup cekatan bahkan ngebut. Wilayah yang kami lewati masih cukup tertinggal baik sarana listrik maupun telekomunikasi, sinyal IM3ku amblas dan terbukti Telkomsel ngacung paling tinggi, diimbangi XL naik turun.
Uniknya lagi ada kebiasaan kongkow-kongkow anak muda-mudi sepanjang Atinggola (kalo nggak salah) maupun setelahnya. Tahu nggak, mereka bener-bener duduk dipinggiran aspal jalan tanpa mempedulikan pengemudi kendaraan yang lalu lalang. Aku Tanya perihal ini, dikatakan bahwa kebiasaan ini sudah dari dulu ada karena akses hiburan mereka kurang. Mungkin juga pendidikan mereka kurang, padahal akses jalannya sangat bagus, perumahan tertata rapi, namun sekolahan smu/smk jarang terlihat.
Melewati daerah non muslim dimana semacam ada jarak pembatas yang seharusnya tidak perlu. Kawasan ini terkesan lebih moderen terbukti sinyal IM3ku cukup ngacung dengan logo Indosatnya. Kemudian kelistrikan disana lebih baik, dengan ornamen kristiani cukup kental disepanjang jalan. Untuk mendapatkan masjid amat teramat sulit disana, bahkan para wanita lebih banyak kongkow malam didaerah tersebut. Tidak seperti kota lain macam jakarta, medan, manado atau surabaya yang identik dengan prostitusi wanita malam, mereka ada karena kebiasaan memang begitu. Jadi nggak bakal ada sapaan merayu: mampir ommm, silahkan pilih…. Hujan selama perjalanan membuat kami lelah, makan didaerah hutan sekitar pukul 21.50 waktu setempat. Diseberang sana kuhirup bau durian, namun perut ini minta diisi nasi agar laparnya hilang. Kami masuki resto tak ramah, bagaimana tidak, ketika kami masuk kesana tidak ada senyum sama sekali dari pemiliknya atau pelayannya. Tidak ada sambutan selamat datang, silahkan duduk, mau pesan apa, menu spesial kami ini…. Yang ada hanya segerombolan anak menyaksikan televisi dengan cuek, sekitar 4 aku duduk hingga bosan dengan suasana itu. Dede membuka suasanan dengan mengajak aku kebelakang untuk memilih ikan langsung dari laut, really fresh fish. Aku suka ikan segar, apalagi ikan laut karena lebih alami ciptaan illahi tanpa tambahan obat manusia. Singkat cerita perutku mules, kena sambel yang pedas itu. Perjalanan berlajut hingga sampai di hotel pukul 01.20 dengan kondisi yang sudah sangat lelah. Pergi tidur pulas tak berbekas…
Bangun pukul 04.30 karena deru alarm kustel kencang, mempersiapkan segalanya untuk tugas siang nanti. Teringat pesan dari teman di gorontalo untuk mencari makanan halal di manado agak susah. Room service Grand Central berupa breakfast tidak aku gunakan, beralih kemakanan luar aja yang akan ditunjukkan rekan. 8.30 aku sudah siap dan menunggu di recepcionist sambil ngobrol dengan noni manado, sang recepcionist. Rekan-rekan tiba dan kami segera ke tempat tujuan utama yaitu makan…..
Ambil uang dulu di ATM BCA biar nanti nggak kehabisan dijalan, mereka bingung menentukan pilihan. Aku hanya berucap, apa aja yang penting halal ya. Akhirnya kami ke Wakeke, menurut mereka ada bubur yang sangat enak (versi mereka) dan tidak ada didaerah lain. Sepanjang wakeke sangat penuh pembelinya, semua mini resto itu cukup laris pembeli. Duduk di pojok dan aku memilih menghadap tembok, terus terang aku pusing melewati wanita cantik-cantik dengan busana minim (hamper semuanya). Disambut langsung oleh pengelolanya (mungkin tahu aku bukan orang local) yang bersedia menjelaskan jenis makanan maupun cara memasaknya.
Aku pesan Tinutuan (bubur jagung), tahu dan berkedel ikan item (nggak tahu namanya) dengan Freshtea sebagai minuman ringan ditambah jus alpukat sebagai penambah stamina. Tinutuan inilah makanan khas Wakeke Manado, jagung direbus dengan kuah khusus ditambah sayuran dan sambal terasi. Nggak tahu berapa karena tahu-tahu dah dibayarin. Siangnya makan Nasi Goreng yang harganya Rp. 22.000, makanan halal yang mahal ya. Malamnya makan sate kambing bakar dan gulai jawa timuran, wajahnya manado namun fasih bahasa jawa.
Training hari ini full dan aku adakan 2 sesi, pertama dikantor dan yang kedua dihotel karena waktu yang kurang. Pukul 22.05 selesai dan mereka pulang. Aku mandi, selesai mandi ada yang mengetuk pintu dengan lembut. Aku membukanya dan damn seorang wanita datang dengan santun menyapa.
Wanita: selamat malam bapak, saya yang bapak pesan tadi by phone….. (asik ada daun jatuh nih)
Pria: maaf ya non, saya kok tidak pesan
Wanita: bapak atas nama piter, kamar 201
Pria: kamarnya benar non, tapi atas namanya bukan saya
Wanita: oooh, maaf ya pak telah mengganggu (sambil telp)
Setan datang merasuk dengan pikiran parno yang mulai merasuki, coba tadi bilang iya khan asyik tuh boss, masak dianggurin tuh cewek, begitulah yang berkecamuk diotak. Ah… aku nonton TV kabel yang tersedia, nyalakan notebook atau laptop untuk ngetik perjalanan ini.
Ternyata aku malah merasa asyik membuat artikel untuk blog hingga tak terasa, jam di dinding menunjukkan pukul 02.00 aku belum juga mengantuk. Memutar lagu Mulan jamila, Yang Paling Sexy, setan semakin banyak berdatangan. Karena nggak suka berantakan, kurapikan tempat tidur dari semua berkas yang ada. Permisi…. (kutoleh nggak ada orang) tok…tok…tok permisi (mataku tertuju pada kamar mandi, saking kencengnya music itu, kubuka kamar mandi nggak ada siapa-siapa, wah serem nih kamar) yuhuu, permisi ommm (semakin keras dan dari arah pintu, ketika kubuka, bau wangi menyengat kehidungku) malem omm, ihhh jenggotnya lucu deh,maaf ya om panas dari tadi diluar (o maigottt aksyen manado dengan napas naga plus parfum menyengat, langsung masuk kekamar lagi duduk menantang) Pria: maaf non, silahkan tinggalkan kamar saya atau saya panggil petugas hotel
Wanita2: jangan omm, nanti aku teriak habis diperkosa lho (saraf nih cewek, pintu dia tutup lagi)
Pria: jangan main2 dengan saya, apa maksudnya masuk kesini (aku berusaha tenang)
Wanita2: aku salah kamar ya, anterin om ini kuncinya (kamarnya didepanku, mana dia teller berat lagi)
Dia mulai bercerita mengenai aibnya yang nggak mungkin aku ceritakan dan ia ingin mencari orang yang bersedia menikahinya dengan baik. Dan dia sudah memperhatikanku sejak datang, dia menangis mengharap dalam keadaan setengah sadar. Aku bilang akan mengahantarnya kekamar, tapi kuharap tidak menangis dan bersedia mengunci pintu kamarnya selepas aku pergi. Untungnya dia bukan muslim dan kondisinya agak teler ngantuk, jadi aku yakin bisa mengantar kekamar tanpa hambatan. Meski tertatih akhirnya sampai juga, karena hanya beberapa langkah saja, aku tinggalkan begitu saja dan menguncinya dari luar dengan kunci kulempar kedalam. Pukul 03.15 aku nggak bisa tidur dan ingin segera keluar, takut kalo dia sadar nanti berulah, akupun menghubungi petugas hotel untuk cek kamar tersebut sambil kuceritakan kejadiannya. Siang belum juga datang anak-anak, sedang aku dalam kondisi khawatir memperhatikan kamar didepanku yang belum juga terbuka. Aku lega juga setelah pukul 10.30 penjemputku datang, rasanya senang terbebas untuk kemudian mereka mengajakku jalan-jalan sebelum keberangkatan kejakarta pukul 14.30. Pengalaman yang menegangkan dan wanita manado benar-benar bikin pusing (cantik-cantik dengan hawa maksiat tinggi), o iya aku cek hartaku nggak ada yang hilang siapa tahu dia…….. pelacur manado dari komplek pelacuran ternama
widih… ebat-ebat!!..
Alhamdulillah ga kebawa rayuan mautnya 😀
gila… kalo gak kuat imam bisa kebawa tuh..
“jangan omm, nanti aku teriak habis …. lho”
>>> What?…
Weleh… weleh…
hehehe…..kapan neh ke manado nya lagi…. 🙂
Ditungguin yaaaa 🙂
#waterbomm: kalo setannya banyak mau kali ya 😛
#ridu: yang bawah neraka mas 😀
#arrohnawy: tapi aku nggak melakukan lho 🙁
#Sony: Mau kesana lagi kalo kalian tambah gedhe 🙂
Berlindunglah selalu pada Allah Sang Maha Penjaga …
cari makanan yang halal gimana caranya?
pututik: datang ke masjid atau mushola terdekat, ngobrol dengan pengurus disana nanti akan dikasih tunjuk